KOMITMEN

Indonesian Mentor Teachers ( AGPPI) merupakan wadah guru pembimbing penelitian yang mempunyai peran serta dan komitmen yang tinggi terhadap penelitian.


Jumat, 07 Mei 2010

KIR - KELOMPOK ILMIAH REMAJA

Kelompok Ilmiah Remaja
I. Pendahuluan

Pembinaan remaja dalam kegiatan ilmiah yang dilaksanakan oleh LIPI semenjak tahun 1968, telah memberikan manfaat yang tidak sedikit. Namun bila dipandang sebagai suatu upaya untuk mendorong munculnya ilmuwan-ilmuwan muda sebagaimana yang dibutuhkan pada masa kini, tentulah masih jauh dari yang diharapkan. Itulah sebabnya LIPI melalui Biro Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Iptek ) berusaha meningkatkan peran Pembinaan Ilmiah Remaja dengan beragam bentuk-bentuk kegiatan ilmiah yang diminati oleh kaum muda yang berada dalam organisasi KIR.


II. Bentuk-bentuk Kegiatan KIR yang dibina LIPI

  1. Temu Kelompok Ilmiah Remaja (TKIR). Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada tahun 1986 dan 1998 (136 peserta)
  2. Perkembangan Ilmiah Remaja (PIR) sudah tiga kali dilaksanakan yaitu di Bedugul, Lampung dan Karangsambung
  3. Riset Unggulan Pemenang (RUP) dilaksanakan tahun 1997 dan 1998
  4. Widya Wisata Bahari Jakarta - Bali di tahun 1982
  5. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, Ambon (1986), Bontang (1994-1995), Sibolga (1996) dan Muara Enim (1996)
III. Jenis-jenis Kegiatan KIR
  1. Ceramah oleh pakar
  2. Diskusi oleh remaja
  3. Bimbingan oleh instruktur
  4. Penelitian
  5. Penyusunan laporan penelitian
  6. Presentasi
  7. dan lain-lain
IV. Bentuk Organisasi KIR
  1. KIR Intrasekolah

    KIR sekolah diharapkan berada di bawah organisasi OSIS yang pembimbingnya dari sekolah dan dari luar sekolah
  2. KIR antar sekolah

    KIR ini terdiri dari berbagai sekolah-sekolah sehingga perlu dibentuk Sekretariat Bersama (Sekber). Pembinanya berasal dari berbagai sekolah yang bergabung dalam Sekretariat Bersama.
V. Manfaat KIR
  1. Penelitian
    1. Meningkatkan daya nalar,
    2. Meningkatkan kreatiativitas dan daya kritis,
    3. Membangkitkan rasa ingin tahu,
    4. Menambah wawasan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,
    5. Memperluas komuniasi yang positif,
    6. Mengenal cara-cara berorganisasi yang baik,
    7. Mengenal sikap-sikap ilmiah, seperti objektif, jujur, terbuka, toleran, optimes, pemberani, kreatif, tekun dan bertanggung jawab,
    8. Membangkitkan motivasi belajar dan berkompetisi positif,
    9. Persiapan diri untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  2. Manfaat bagi guru/pembimbing
    1. Memperluas wawasan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
    2. Meningkatkan keterampilan dalam pembimbingan KIR dan karya ilmiah remaja dan para siswa,
    3. Menambah khasanah pengetahuan yang dapat mendukung pelajaran formal di sekolah, dan
    4. Menambah nilai prestasi (angka kredit guru)

  3. Manfaat bagi sekolah
    1. Ikut membentuk iklim ilmiah di sekolah,
    2. Wahana yang efektif untuk mengembangkan potensi dan sistematisasi pengalaman antar sekolah,
    3. Memberikan nilai tambah dan kredibilitas sekolah, serta
    4. Membangun dan memperluas hubungan kerja sama dengan instansi terkait.

  4. Manfaat bagi masyarakat
    1. Meningkatkan sikap kritis dan terbuka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan,
    2. Membantu memberikan alternatif penyelesaian beberapa persoalan sosial budaya seperti kenakalan remaja, dekadensi moral, dan lain-lain melalui kegiatan penelitian,
    3. Membangun dan meningkatkan kesadaran bahwa kemajuan bangsa dapat dicapai melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
    4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.

VI. Pengorganisasian KIR

  1. Kedudukan KIR
    1. Salah satu bentuk kegiatan ektra kurikuler diadakan diluar jam efektif belajar mengajar di sekolah,
    2. Mempunyai kepengurusan tersendiri tetapi bukan merupakan organisasi tersendiri,
    3. SK. Mendikbud RI No. 0461/U/1984, Keputusan Dirjen Keorganisasian OSIS, secara organisatoris KIR merupakan satu bagian dari program OSIS Sekbid. V. Secara operasional pembinaan KIR dapat dilaksanakan melalui organisasi antarsekolah seperti LEC atau IRM, IPNU, dan lain sebagainya.

  2. Komponen yang terlibat dalam KIR
    1. Anggota
      1. Remaja yang mempunyai minat/bakat dalam pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
      2. Memiliki semangat, kegemaran, serta kemampuan melakukan pengkajian dan penelitian dengan cara :
        1. Membiasakan membaca dan mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan dan teknologi secara mandiri
        2. Membiasakan bertanya tentang hal-hal yang belum jelas maupun yang telah jelas terhadap sesuatu masalah untuk menuju kesempurnaan pemahaman
        3. Memiliki kemampuan memilih dan mengumpulkan informasi yang bermanfaat

    2. Pengurus/Pengelola

      Remaja yang menjadi pengurus KIR diangkat dari anggota yang dipandang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan yang lain

    3. Guru Pembimbing
      1. Memberikan bimbingan dalam kegiatan KIR,
      2. Memotivasi, menumbuhkan semangat siswa/anggota KIR,
      3. Tempat untuk bertanya dan berkonsultasi mengenai kegiatan KIR khususnya mengenai penulisan karya ilmiah, dan
      4. Membimbing dalam keorganisasian KIR

    4. Karyawan/Tenaga Administratif
      1. Secara tidak langsung membangun sesuai dengan tugasnya melaksanakan pelayanan pada guru dan siswa
      2. Memberikan informasi mengenai penggunaan peralatan (laboratorium) dalam penelitian
      3. Membantu tugas-tugas administratif seperti membuat surat izin riset/penelitian, dan lain-lain

    5. Pimpinan/Kepala Sekolah
      1. Menumbuhkan iklim yang kondusif
      2. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengalokasian dana, penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan KIR

  3. Sarana dan Prasarana yang terlihat

    Sarana dan prasarana bukan sesuatu yang mutlak, tetapi yang terpenting adalah keyakinan dan semangat akan dirinya bahwa dirinya pasti bisa melakukan sesuatu. Tetapi agar KIR dapat berkembang dengan baik perlu dipikirkan keberadaanya.

    1. Dana dapat diperoleh dari :
      1. Anggaran sekolah/organisasi
      2. Iuran anggota
      3. Sumbangan instansi/lembaga
      4. Masyarakat yang bersifat kolektif
      5. Pengeluaran yang berhubungan dengan penelitian biasanya ditanggung oleh individu yang bersangkutan. Untuk proyek yambah wawasan pemikiran terhadap ilmu pengeng membutuhkan biaya besar, dicarikan sponsor dari instansi, yayasan atau lembaga yang mempunyai kepedulian.
        1. Guru pembimbing dari pembina yang lainnya, diberi tugas oleh kepala sekolah berdasarkan kapasitas bidang dan kemampuan guru yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipisahkan bidang eksakta dan bidang sosial.

        2. Ruang sekterariat KIR

        3. Perpustakaan sekolah

        4. Laboratorium sekolah
      6. Struktur Pengorganisasian

        1. Struktur organisasi Pusat Kelompok Ilmiah Remaja

        2. Struktur organisasi KIR di sekolah